This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 08 Juli 2014

PPT PKMM

Mas, tolong di download ya
 Terima kasih atas bantuanya.. ^_^
PKMM_ALI WAFA_FTP_C35

Selasa, 18 Maret 2014

Stunting Masih Mengancam Balita Di Indonesia


Indonesia dalam berbagai hal dianggap sebagai kisah sukses di wilayah Asia dan Pasifik.
Indonesia telah mengalami perubahan besar di bidang politik, sosial, dan ekonomi dalam 15
tahun terakhir, yang kemudian muncul sebagai sebuah kekuatan demokrasi yang hidup dan
stabil dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Sejak pulih dari krisis ekonomi di tahun
1998, yang menyebabkan jutaan penduduk jatuh miskin, Indonesia telah menjadi Negara berpenghasilan menengah dengan penghasilan per kapita sekitar US$ 4.000.

TAPI TAHUKAH ANDA ? dibalik itu semua, Angka stunting (pendek) di Indonesia masih TINGGI ? Hal ini bisa kita lihat dari data  tentang jumlah anak yang mengalami stunting dan sebaran kasus stunting di Indonesia pada Grafik dibawah.


Gambar 1. Data stunting di Indonesia (Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, 20113)

 Gambar 1. Sebaran Stunting Di Indonesia (Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, 20113)

            Dari data di atas dapat diketahui bahwa stunting di Indonesia masih tinggi, SUNGGUH IRONIS.  Dibalik keberhasilan dalam Pengentasan kemiskinan  mencapai  237,6 juta penduduk Indonesia dan proporsi penduduk yang hidup kurang dari US$1 per hari turun dari 20,6% di tahun 1990 menjadi 5,9% di tahun 2008. Namun demikian, separuh dari penduduk Indonesia tidak punya lebih dari US$1,75 per hari untuk bisa hidup dan menjadi salah satu penyebab stunting, yaitu kurangnya asupan gizi pada balita akibat kemiskinan.


Apakah stunting itu ?
Stunting adalah perawakan pendek yang timbul akibat malnutrisi yang lama.  Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek sehingga melampaui deficit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan (Manary & Solomons, 2009). Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).

Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.


Stunting Di Indonesia
Di Indonesia sendiri stunting merupakan masalah nasional yang masih dicari solusi efektifnya. Di Indonesia balita yang mengalami stunting bisa dibilang cukup besar, karena melebihi 35%.H asil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi pendek (stunting) pada balita secara nasional 36,6 persen. Bila dirinci menurut kelompok umur adalah sebabagi berikut 31,1 persen pada kelompok (< 6 bulan), 34,2 persen (6-11 bulan), 40 persen (12- 23 bulan) dan 38,2 persen pada (24-59 bulan).1 Sementara hasil analisis lanjut data Riskesdas 2010 pada kelompok usia 2-3 tahun menemukan prevalensi sebesar 42,38 persen.2 Masih tingginya prevalensi stunting pada balita merupakan refleksi dari permasalahan masa lalu, atara lain terjadinya masalah gizi pada ibu selama kehamilan. Indikasi tersebut terlihat dari tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia (40%), angka kematian bayi (AKB) 51 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu (AKI) 307 per 100.000 kelahiran, dan BBLR berkisar 2-27 persen.3 Hasil analisis lanjut data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Indonesia masih 21,01 persen. Upaya perbaikan sumber daya manusia (SDM) perlu dilakukan sejak kehamilan karena kekurangan gizi selama kehamilan tidak hanya berisiko terhadap terjadinya keguguran, kematian ibu saat melahirkan, bayi lahir mati, kematian neonatal dan BBLR, namun dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dilahirkan. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) merupakan indicator yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan yang dirumuskan dari data kesehatan berbasiskomunitas, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) termasuk salah satu dari 24 indikator dalam IPKM. Salah satu dari indikator tersebut adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. Konsep kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Branca & Ferrari menyebutkan bahwa masalah stunting merupakan salah satu indicator kemiskinan.4 Anak usia 2-3 tahun yang menjadi sampel dalam Riskesdas 2010 secara
Faktor Yang Mempengaruhi Stunting Pada Balita
Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunted antara lain kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit kronis, praktek pemberian makan yang tidak sesuai dan faktor kemiskinan. Prevalensi stunted meningkat dengan bertambahnya usia, peningkatan terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan, proses pertumbuhan anak masa lalu mencerminkan standar gizi dan kesehatan.
Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya antara lain sebagai berikut :
  • Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit  jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak   mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak denganstatus gizi baik. Hal ini memberikan  konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam  kehidupannya dimasa yang akan datang.
  • Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan  tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada di bawah ketentuan  rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
  • Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang  kurang. Anak stunted pada usia lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak  dengan BBLR. Stunted terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.

Penyebab stunting.

              Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen and Gillespie, 2001).
Apakah Dampak dari stunting?
Stunting  adalah masalahgizi utama yang akan berdampak pada kehidupan social dan ekonomi dalam dan diantara masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting  memiliki tingkat kematian yang lebh tinggi dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental serta intelektual akan terganggu (Mann & Truswell, 2002). Hal ini juga didukung oleh Jackson & Calder (2004) yang mengatakan bahwa stunting  berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan dan akan meningkatkan risiko kematian.
Ok, kita sudah bicara tentang stunting, penyebab, dan dampak nya, sekarang mari kita baca bersama tentang PENCEGAHAN DAN PENANGANAN balita STUNTING.
Intervensi untuk menurunkan anak pendek harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran, dengan pelayanan pranatal dan gizi ibu, dan berlanjut hingga usia dua tahun. Proses untuk menjadi seorang anak bertubuh pendek – yang disebut kegagalan pertumbuhan (growth faltering) - dimulai dalam dalam rahim, hingga usia dua tahun. Pada saat anak melewati usia dua tahun, sudah terlambat untuk memperbaiki kerusakan pada tahun-tahun awal. Oleh karena itu, status kesehatan dan gizi ibu merupakan penentu penting tubuh pendek pada anak-anak.
Untuk mengatasi masalah gizi, khususnya anak pendek, diperlukan aksi lintas sektoral. Asupan makanan yang tidak memadai dan penyakit - yang merupakan penyebab langsung masalah gizi ibu dan anak - adalah karena praktek pemberian makan bayi dan anak yang tidak tepat dan, penyakit dan infeksi yang berulang terjadi, perilaku kebersihan dan pengasuhan yang buruk. Pada gilirannya, semua ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya pendidikan dan pengetahuan pengasuh anak, penggunaan air yang tidak bersih, lingkungan yang tidak sehat, keterbatasan akses ke pangan dan pendapatan yang rendah.


Dimulai dari Pemenuhan kebutuhan Gizi Ibu dan Anak.
 Faktor zat gizi merupakan salah satu factor utama penyebab stunting. Balita harus dipenuhi kebutuhan gizi nya sejak dalam kandungan hingga lahir dan masa pertumbuhan. Menurut UNICEF factor penyebab utama stunting adalah kurangnya zat gizi pada anak sejak masa pregnancy dan masa laktasi (UNICEF, 2010).  Zat gizi tersebut terdiri atas zat gizi makro khususnya protein dan zat gizi mikro terutama asam folat, dan zat besi.protein akan membentu memperbaiki jaringan sel yang rusak, asam folat akan membantu perkembangan otak anak, dan zat besi akan membantu pertumbuhan tulang anak. Sehingga pemenuhan gizi pada anak sejak dalam masa kandungan akan membantu mengurangi kemunginan terjadinya stunting. Selain itu, ASI dalam hal ini juga berperan penting sebagai asupan nutrisi pertam pada bayi yang baru lahir, ibutuhkan bayi. karena ASI mengandung banyak sekali zat yang dPerbaikan pola pangan dan gizi juga perlu dilakukan untuk membantu balita penderita stunting agar bisa tumbuh dengan normal.

Bagaimana dengan Pemerintah ?
Selama ini pemerintah sudah berusaha mengurangi Gizi buruk, terutama pertumbuhan yang terhambat, merupakan sebuah masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan itu, UNICEF mendukung sejumlah inisiatif di tahun 2012 untuk menciptakan lingkungan nasional yang kondusif untuk gizi. Ini meliputi peluncuran Gerakan Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition – SUN) dan mendukung pengembangan regulasi tentang pemberian ASI eksklusif, rencana nasional untuk mengendalikan gangguan kekurangan
iodine, panduan tentang pencegahan dan pengendalian parasit intestinal dan panduan tentang suplementasi multi-nutrient perempuan dan anak di Klaten, Jawa Tengah. Manajemen masyarakat tentang gizi buruk akut dan pemberian makan bayi dan anak menjelma menjadi sebuah paket holistic untuk menangani gizi buruk, sementara pengendalian gizi anak dan malaria ditangani bersama untuk mencegah pertumbuhan yang terhambat (stunting) (Laporan Tahuna Unicef Indonesia, 2012).

Untuk membantu pemerintah dalam melakukan perbaikan gizi pada balita Stunting,  menurut Unicef Indonesia perhatian khusus harus diberikan pada :

1.      Penciptaan dan penguatan mekanisme koordinasi nasional dan daerah untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi, dan untuk melakukan koordinasi dengan sektor-sektor non-gizi.

2.      Pengembangan, pemantauan dan penegakan peraturan nasional untuk mengawasi pemasaran produk pengganti ASI.

3.      Revisi standar minimal pelayanan kesehatan untuk mencakup aksi-aksi dan sasaran gizi, seperti aksi-aksi yang berhubungan dengan konseling gizi, makanan pendamping ASI dan gizi ibu.

4.      Penguatan sistem informasi kesehatan untuk meningkatkan keandalan data, promosi pengawasan suportif terhadap program kesehatan dan gizi, dan promosi penggunaan data oleh petugas kesehatan secara terus-menerus untuk meningkatkan dampak program.

5.      Penguatan program fortifikasi pangan nasional dengan memperbarui standar fortifikasi untuk terigu, pengharusan fortifikasi minyak, dan peningkatan penegakan legislasi yang ada; tentang iodisasi garam;

6.      Implementasi langkah-langkah untuk merekrut, mengembangkan dan mempertahankan ahli gizi 
y    yang memenuhi syarat, termasuk insentif bagi mereka yang bekerja di daerah-daerah yang kurang terlayani. 




Daftar Pustaka

ACC/SCN.  2000. Fourth report on the world nutrition situation: nutrition throughout the life cycle. Geneva, ACC/SCN in collaboration with IFPRI.
Allen and Gillespie. 2001. High socioeconomic class preschool children from Jakarta, Indonesia are taller and heavier than NCHS reference population. Eur J Clin Nutr 1995; 49: 740-4.
Branca & Ferrari . 2001. Impact of micronutrient deficiencies on growth: The stunting syndrome. Ann Nutr Metab 2001; 46 (suppl 1): 8-17.

Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI. 2013.  perkembangan masalah gizi dan penguatan pelayanan gizi dalam pencegahan stunting di Indonesia. Jakarta. 18 oktober 2013.
Jackson & Calder. 2004. Growth faltering is prevented by breast-feeding in underprivileged infants from Mexico city. J Nutr 2004; 130: 546-

Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef Indonesia. Oktober 2012.
Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.

Manary & Solomons. 2009. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Terjemahan Public Health Nutrition, editor. Gibney, MJ, Margetts. Oxford
Mann & Truswell. 2002. Postnatal growth of intrauterine growth retarded infant. Pediatrics 2002; 6: 265-71.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Balitbangkes Depkes RI, 2008
UNICEF . 2010. Challenges for a new generation, the situation of children and woman in Indonesia, Geneva.

WHO. 2006. Physical status: the use and interpretation of anthropometry.

Minggu, 27 Januari 2013

biologi

silahkan download

download disini

Minggu, 13 Januari 2013

download materi uas agama

silahkan download di sini

Minggu, 06 Januari 2013

Materi Biologi

silahkan Di download
disini
Disini
Dan disini

Selasa, 25 Desember 2012

download rekapan materi UAS

untuk temen-temen, silahkan downlod dibawah ini......


Untuk materi kimia silahkan download semua materinya.....
pertemuan 8             download

pertemuan 9             download
pertemuan 10           download
pertemuan 11           download
pertemuan 12-13     download
                                                        pertemuan 14           download

Untuk PITP silahkan download
 download
 download

Untuk Agama
download

 Untuk B. Indoneisa

download
download
download


Jadwal UAS kelas D dan BIOTEK
download


Dan untuk materi fisika g saya posting, karena di postingan minggu lalu sudah saya poating.....

Minggu, 16 Desember 2012

materi fisika

teman2 silah kan download disini